Dalam hidup, ada masa di mana kita merasa sendirian. Doa-doa yang kita panjatkan belum juga dikabulkan, air mata sudah tak terhitung jumlahnya, dan harapan mulai memudar. Tapi ketahuilah, di situlah doa diuji, dan iman dibuktikan.
berdoa

Doa Adalah Bukti Kita Percaya
Berdoa bukan sekadar meminta. Berdoa adalah bentuk pengakuan bahwa kita ini lemah, dan hanya Allah-lah tempat kita bergantung. Ketika kamu masih bisa berdoa, itu tandanya hatimu masih hidup dan harapanmu belum benar-benar mati.
Allah berfirman:
“Berdoalah kepada-Ku, niscaya akan Aku perkenankan bagimu.”
(QS. Ghafir: 60)
Janji Allah tidak pernah palsu. Jika belum terkabul hari ini, mungkin esok. Jika belum esok, mungkin ada yang lebih baik sedang disiapkan.
Allah Selalu Mendengar, Selalu Tahu
Setiap air mata yang jatuh saat sujud, setiap keluh yang lirih di malam hari, semua Allah dengar. Bahkan ketika kamu sendiri bingung ingin berkata apa, Allah sudah tahu isi hatimu. Maka jangan pernah berhenti. Doa bukan tentang seberapa cepat dikabulkan, tapi seberapa kuat keyakinan kita kepada-Nya.
Bukan Tidak Dikabulkan, Tapi Ditunda Atau Diganti
Kadang kita berpikir, “Mengapa Allah belum jawab doaku?”
Padahal bisa jadi Allah sedang menjaga kita dari sesuatu yang kita tidak tahu bahayanya. Atau bisa jadi Allah ingin kita lebih dekat kepada-Nya, lebih sabar, lebih kuat.
Ibnu Qayyim pernah berkata:
“Doa adalah senjata orang mukmin, dan jika belum dikabulkan, itu bukan karena Allah tak mendengar, tapi karena Allah tahu waktu terbaik.”
Terus Berdoa, Sekalipun dengan Hati yang Letih
Jangan menunggu waktu lapang untuk berdoa. Justru di saat sempit, doa kita bisa lebih jujur dan tulus. Berdoalah bahkan ketika hanya bisa dengan air mata. Karena Allah tidak butuh kata-kata indah, Dia hanya ingin hatimu kembali kepada-Nya.
Doa itu ibarat mengetuk pintu langit. Ketuk terus, jangan berhenti. Karena tidak ada yang tahu, mungkin ketukan berikutnya adalah saat pintu itu terbuka.
Berdoalah, jangan pernah putus asa. Karena Allah… selalu mendengar.